Monday 18 October 2010

obstipasi?????

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini banyak ditemukan berbagai macam penyakit gangguan pencernaan seperti sembelit atau konstipasi, gastritis atau yang biasa dikenal dengan sakit maag dan berbagai macam penyakit gangguan pencernaan lainnya.
Kontipasi atau sembelit merupakan salah satu bentuk gangguan percernaan dimana individu mengalami perubahan dalam kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan penurunan frekuensi dan atan pengeluaran feses yang keras dan kering (Marrelli 2008). Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain karena sedang menjalankan ibadah puasa, kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, menderita panas dalam, stres dalam pekerjaan, aktivitas yang padat, pengaruh hormon dalam tubuh, sedang dalam masa kehamilan, kelainan anatomis pada sistem pencernaan, gaya hidup yang buruk, efek samping akibat meminum obat tertentu (misalnya obat antidiare,analgesik, dan antasida), kekurangan asupan vitamin C, disebakan oleh penyakit, menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang lama dan seharusnya segera dikeluarkan dan dibuang, kekurangan makanan berserat, karena usia lanjut, dan masih banyak lainnya (Anonim 2010).
Konstipasi dapat ditemukan dalam bentuk obstipasi yaitu berupa kesulitan defekasi akibat adanya ostruksi intra atau ekstralumen usus (misalnya karsinoma, kalom sigmoid) (Staf Pengajar Dept Farmakologi UNSRI 2008).             Obstipasi ini sering terjadi pada bayi dan orang dewasa yang dikarenakan adanya gangguan usus penyakuran makanan yang kurang baik pada.
Penanganan konstipasi atau obstipasi pada khususnya harus dimulai sejak dini, karena dapat menyebabkan pendarahan pada saat defekasi dan juga haemorrhoid. Oleh sebab itu penanganan dan pengobatan konstipasi harus dilakukan secepatnya agar tidak menimbulkan komplikasi yang lebih lanjut.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui etiolgi, tanda dan gejala, serta pengobatan dan penatalaksanaan klinis obstipasi.



PEMBAHASAN
Pengertian Obstipasi
Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way = perjalanan dan Stipare yang berarti to compress = menekan Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses (defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimana konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi intestinal.
Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut.
Ada beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru lahir biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi akan tetapi masih mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal konsistensi tinja normal.
Etiologi
Obstipasi disebabkan juga karena sebagai berikut :
1.    Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus




2.    Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.
3.    penyaluran makanan yang kurang baik, misalnya masukan makanan bayi muda kurang mengandung air / gula, sedangkan pada bayi usia lebih tua biasanya karena makanan yang kurang mengandung polisakarida atau serat.
4.    Kemungkinan adanya gangguan pada usus seperti pada penyakit Hirschpung yang berarti usus tidak melakukan gerakan peristaltik.
Tanda dan gejala
·         Sering menangis
·         Susah tidur
·         Gelisah
·         Perut kembung
·         Kadang kadang muntah
·         Abdomen distensi (kembung, karena usus tidak berkontraksi)
·         Anoreksia (susah makan)
Jenis – Jenis Obstipasi
Obstipasi ada 2 macam, yaitu :
1.    Obstipasi obstruksi total
Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.
2.    Obstipasi obstruksi parsial.
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.
Diagnosa Obstipasi
Obstipasi didiagnosa melalui cara:
1.    Anamnesis
Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partialAnamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi.
Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma
Anamnesis juga digunakan untuk Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial.
Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat menstimulasi terjadinya obstipasi. Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.
2.    Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi,dan palpasi untuk melihat apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon.
Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid
Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rectum
3.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang menderita obstipasi adalah :
Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu.
4.    Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras.
Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.
5.    Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi
Penatalaksanaan Pengobatan  Obstipasi
1.    Perawatan medis
Meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk mencegah semakin parahnya sakit


2.    Operasi
Untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan tekanan feses yang besar.
3.    Diet
Pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapat diberikan makanan cair dan obat-obatan



PENUTUP
Kesimpulan
Konstipasi merupakan salah satu bentuk gangguan percernaan dimana individu mengalami perubahan dalam kebiasaan defekasi normal yang dikarakteristikan dengan penurunan frekuensi dan atan pengeluaran feses yang keras dan kering. Salah satu bentuk konstipasi yaitu obstipasi yang merupakan konstipasi akibat obstruksi lumen usus. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari, kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut. Obstipasi dapat didiagnosis secara klinis. Penanganan obstipasi dapat dilakukan dengan cara medis, operasi, maupun diet.
Saran
     banyak gangguan pencernaan disebabkan oleh pola makan yang salah dari individunya. Oleh sebab itu pengaturan pola makan yang baik sangat diharapkan agar dapat mencegah gangguan pencernaan seperti konstipasi ataupun obstipasi.

1 comment:

  1. bu hanum, selain obstipasi, jenis-jenis konstipasi ada bermacam-macam ya?

    ReplyDelete